✓ LUDWIG VAN BEETHOVEN
There can be miracles...When you believe
Though hope is frail...It's hard to kill
Who knows what miracle...You can achieve
When you believe
Somehow you will...You will when you believe
Though hope is frail...It's hard to kill
Who knows what miracle...You can achieve
When you believe
Somehow you will...You will when you believe
(When You Believe by Mariah Carey & Whitney Houston)
Kutipan lagu "When You Believe" dari Mariah Carey dan Whitney Houston tersebut ternyata bukanlah lagu biasa. Lagu tersebut seakan menjadi mantra yang membuat jutaan orang dan umat manusia percaya bahwa kita pasti bisa, selama kita percaya akan segala kemampuan yang ada pada diri kita.
Karena lagu tersebut lah yang telah meng-ilhami saya sebagai penulis kisah ini untuk menulis dan memunculkan tulisan ini supaya dapat di simak.
Melalui tulisan ini, Anda bisa melihat bagaimana perjuangan seseorang seperti Kyle Maynard yang terlahir dengan keterbatasan fisik bisa dan sanggup menjadi seorang pegulat nomor satu dunia serta tak tertandingi walau ia tidak memiliki tangan dan kaki. Ada juga Brad Cohen, seorang penderita Tourette Syndrome yang berhasil menjadi guru teladan.
Tulisan ini begitu jelasnya memaparkan tentang orang-orang cacat yang percaya akan keajaiban jika mereka bisa berprestasi seperti orang-orang normal lainnya atau bahkan bisa dan sanggup untuk melebihinya.
Dari negeri sendiri, Anda bisa lihat perjuangan Gola Gong yang mampu menjadikan dirinya sebagai penulis terbaik, walau ia sudah kehilangan tangannya sejak kecil. Ada juga Angkie Yudistia, seorang penderita tunarungu yang berhasil menjadi seorang penulis buku dan public relation, serta masih banyak lagi tokoh-tokoh lainnya.
Kisah-kisah ini bukanlah kisah-kisah biasa, karena melalui kisah-kisah ini, Anda bisa termotivasi sehingga Anda bisa yakin dan dengan lantangnya akan mengatakan "I Know I Can".
Kisah-kisah ini berdasarkan pada kisah-kisah yang real, nyata, juga sesungguhnya dan pernah terjadi di dalam kehidupan yang nyata ini, juga di kutip dari sumber yang dapat dipercaya dan bisa di pertanggung-jawabkan.
Karena lagu tersebut lah yang telah meng-ilhami saya sebagai penulis kisah ini untuk menulis dan memunculkan tulisan ini supaya dapat di simak.
Melalui tulisan ini, Anda bisa melihat bagaimana perjuangan seseorang seperti Kyle Maynard yang terlahir dengan keterbatasan fisik bisa dan sanggup menjadi seorang pegulat nomor satu dunia serta tak tertandingi walau ia tidak memiliki tangan dan kaki. Ada juga Brad Cohen, seorang penderita Tourette Syndrome yang berhasil menjadi guru teladan.
Tulisan ini begitu jelasnya memaparkan tentang orang-orang cacat yang percaya akan keajaiban jika mereka bisa berprestasi seperti orang-orang normal lainnya atau bahkan bisa dan sanggup untuk melebihinya.
Dari negeri sendiri, Anda bisa lihat perjuangan Gola Gong yang mampu menjadikan dirinya sebagai penulis terbaik, walau ia sudah kehilangan tangannya sejak kecil. Ada juga Angkie Yudistia, seorang penderita tunarungu yang berhasil menjadi seorang penulis buku dan public relation, serta masih banyak lagi tokoh-tokoh lainnya.
Kisah-kisah ini bukanlah kisah-kisah biasa, karena melalui kisah-kisah ini, Anda bisa termotivasi sehingga Anda bisa yakin dan dengan lantangnya akan mengatakan "I Know I Can".
Kisah-kisah ini berdasarkan pada kisah-kisah yang real, nyata, juga sesungguhnya dan pernah terjadi di dalam kehidupan yang nyata ini, juga di kutip dari sumber yang dapat dipercaya dan bisa di pertanggung-jawabkan.
Inilah kisah Ludwig Van Beethoven sang musisi tunarungu legendaris
LUDWIG VAN BEETHOVEN
Musisi Tunarungu Yang Melegenda
A. Siapakah Ludwig Van Beethoven
Ludwig Van Beethoven adalah seorang musisi dan komponis musik klasik yang cukup melegenda. Namanya begitu mendunia seperti sang kakek Ludwig Louis Van Beethoven yang berhasil menjadi penyanyi kapel di Istana Bonn. Beethoven lahir di Bonn pada 17 Desember 1770. Sedangkan sang ayah yaitu Johann Van Beethoven (1740-1792) adalah seorang penyanyi tenor untuk pangeran Bonn.
Karya-karya Beethoven merupakan masterpeace yang tidak akan pernah ada duanya di jagad ini. Salah satunya bisa Anda dengarkan dalam karyanya yang berjudul Fur Elise. Karya tersebut merupakan ciptaannya yang paling brilian dan dikenang oleh banyak orang hingga detik ini. Beethoven seringkali disebut-sebut sebagai pelopor pergeseran musik antara zaman klasik ke zaman romantik.
Sejarah mencatat bahwa Beethoven adalah seorang musisi yang cukup pintar. Hal tersebut diakui oleh seorang gurunya sendiri, yaitu Christian Gottlob Neefe. Ia sangat terkesima dengan cara Beethoven dalam membawakan lagu-lagu karya Bach dengan gaya dan improvisasinya sendiri.
Semasa kanak-kanak, Beethoven sudah menunjukkan bakat dan kecintaannya di dunia musik. Ketika ia berusia 13 tahun, Beethoven sudah berhasil membuat buku musik ciptaannya sendiri. Bahkan di usia yang masih sangat remaja, Beethoven sudah pernah diajak ke Wina untuk bertemu musisi klasik terkenal Wolfgang Amadeus Mozart. Setelah bertemu dengan Mozart, di tahun 1792 Beethoven kembali ke Wina untuk belajar musik kepada Haydn.
Musikalitas seorang Beethoven memang cukup tinggi. Selain itu ia juga pandai dalam membuat para pendengar dari karyanya terkesima ketika melihat permainan jarinya di atas sebuah piano.
Berkat kemampuan musiknya yang cukup matang, ia pun memberanikan diri untuk menulis lagu. Pada abad itu, Ludwig Van Beethoven merupakan salah satu dari beberapa penulis lagu yang cukup produktif. Selain itu, di usianya yang juga masih muda, Beethoven sudah menerbitkan dan juga menjual buku ciptaan musiknya tanpa kesulitan apa pun.
Ketika Beethoven berada di Wina, ia sudah memulai awal karirnya di tempat tersebut. Meskipun ia sama sekali tidak dibayar oleh Pangeran Franz, namun ia cukup bangga karena mendapat dukungan penuh dari beberapa bangsawan seperti Pangeran Carl von Lichnowsky dan yang lainnya. Pada waktu itu, Beethoven sudah berani mempersembahkan kepadanya salah satu sonata pianonya yang paling terkenal di seluruh pelosok yaitu Sonata in C Minor ‘Pathetique’, Op. 13.
Selanjutnya, Beethoven semakin produktif dengan beberapa karyanya seperti Simfoni no. 1 dan 2, lima sonata piano termasuk ‘Moonlight’ sonata dan ‘Pastorale’ sonata, sonata biola keempat dan kelima (Op. 23 dan Op. 24). Selain itu, Beethoven juga berhasil membuat variasi cello pada Bei Mannern, welche Liebe fuhle milik Mozart, Quintet Op. 18, Septet in Eb Major, Op. 20, dan Quintet, Op. 29.
Ludwig Van Beethoven adalah seorang musisi dan komponis musik klasik yang cukup melegenda. Namanya begitu mendunia seperti sang kakek Ludwig Louis Van Beethoven yang berhasil menjadi penyanyi kapel di Istana Bonn. Beethoven lahir di Bonn pada 17 Desember 1770. Sedangkan sang ayah yaitu Johann Van Beethoven (1740-1792) adalah seorang penyanyi tenor untuk pangeran Bonn.
Karya-karya Beethoven merupakan masterpeace yang tidak akan pernah ada duanya di jagad ini. Salah satunya bisa Anda dengarkan dalam karyanya yang berjudul Fur Elise. Karya tersebut merupakan ciptaannya yang paling brilian dan dikenang oleh banyak orang hingga detik ini. Beethoven seringkali disebut-sebut sebagai pelopor pergeseran musik antara zaman klasik ke zaman romantik.
Sejarah mencatat bahwa Beethoven adalah seorang musisi yang cukup pintar. Hal tersebut diakui oleh seorang gurunya sendiri, yaitu Christian Gottlob Neefe. Ia sangat terkesima dengan cara Beethoven dalam membawakan lagu-lagu karya Bach dengan gaya dan improvisasinya sendiri.
Semasa kanak-kanak, Beethoven sudah menunjukkan bakat dan kecintaannya di dunia musik. Ketika ia berusia 13 tahun, Beethoven sudah berhasil membuat buku musik ciptaannya sendiri. Bahkan di usia yang masih sangat remaja, Beethoven sudah pernah diajak ke Wina untuk bertemu musisi klasik terkenal Wolfgang Amadeus Mozart. Setelah bertemu dengan Mozart, di tahun 1792 Beethoven kembali ke Wina untuk belajar musik kepada Haydn.
Musikalitas seorang Beethoven memang cukup tinggi. Selain itu ia juga pandai dalam membuat para pendengar dari karyanya terkesima ketika melihat permainan jarinya di atas sebuah piano.
Berkat kemampuan musiknya yang cukup matang, ia pun memberanikan diri untuk menulis lagu. Pada abad itu, Ludwig Van Beethoven merupakan salah satu dari beberapa penulis lagu yang cukup produktif. Selain itu, di usianya yang juga masih muda, Beethoven sudah menerbitkan dan juga menjual buku ciptaan musiknya tanpa kesulitan apa pun.
Ketika Beethoven berada di Wina, ia sudah memulai awal karirnya di tempat tersebut. Meskipun ia sama sekali tidak dibayar oleh Pangeran Franz, namun ia cukup bangga karena mendapat dukungan penuh dari beberapa bangsawan seperti Pangeran Carl von Lichnowsky dan yang lainnya. Pada waktu itu, Beethoven sudah berani mempersembahkan kepadanya salah satu sonata pianonya yang paling terkenal di seluruh pelosok yaitu Sonata in C Minor ‘Pathetique’, Op. 13.
Selanjutnya, Beethoven semakin produktif dengan beberapa karyanya seperti Simfoni no. 1 dan 2, lima sonata piano termasuk ‘Moonlight’ sonata dan ‘Pastorale’ sonata, sonata biola keempat dan kelima (Op. 23 dan Op. 24). Selain itu, Beethoven juga berhasil membuat variasi cello pada Bei Mannern, welche Liebe fuhle milik Mozart, Quintet Op. 18, Septet in Eb Major, Op. 20, dan Quintet, Op. 29.
B. Kesedihan Sang Komponis Muda
Pada tahun 1801, Beethoven baru menyadari bahwa pendengarannya berkurang. Hal tersebut disinyalir karena telinga Beethoven menderita otoslerosis, yaitu pertumbuhan tulang abnormal di telinga tengah yang menyebabkan gangguan pendengaran. Tentu saja hal tersebut membuatnya risau, bagaimana tidak? Pendengaran adalah salah satu modal utamanya sehingga dari pendengarannya tersebutlah ia bisa menilai apakah musiknya layak didengar atau kah tidak.
Kehilangan indera pendengaran merupakan sebuah malapetaka bagi seorang pencipta musik, seperti juga ketika seorang juru masak kehilangan indera perasanya. Hal tersebut membuatnya tertekan dan nyaris ingin bunuh diri.
Masa itu merupakan tahun pertengahan karier Beethoven. Ia berubah menjadi seseorang yang lebih tertutup dan menutup diri dari pergaulan masyarakat. Ia menjadi seorang remaja berprestasi yang minder, kehilangan rasa percaya diri bahkan ia sengaja menjauh dari gadis-gadis yang mendekatinya. Ia merasa tidak sanggup bertahan lama dengan kondisinya saat itu. Apakah yang bisa dibanggakan dari seorang pencipta musik yang kehilangan pendengarannya? Kalimat tersebutlah yang selalu terngiang-ngiang di telinganya.
Dari hari ke hari, pendengaran sang komponis muda pun semakin berkurang saja. Ia menjadi pemurung dan menjauh dari pergaulan. Itulah yang membuatnya tetap menyendiri dan memilih untuk tidak menikah hingga akhir hidupnya. Meskipun demikian serta walaupun begitu, Beethoven tak pernah berhenti dalam menciptakan karya-karya yang hebat.
Ketika menginjak usia empat puluhan, pendengaran Beethoven pun sama sekali sudah tidak bisa berfungsi lagi. Ia semakin jarang berada di tempat umum. Ia sering menolak undangan pertemuan dan lain sebagainya. Ia malu dengan kondisinya pada waktu itu. Meskipun demikian, ia masih tetap menghasilkan karya walaupun karya-karya tersebut semakin sedikit dan semakin sulit untuk bisa dipahami.
Pada 26 Maret 1827 di Wina, sang komponis dunia ini telah meninggal dunia. Kepergiannya merupakan duka bagi musik klasik saat itu. Bagi banyak orang, Beethoven adalah sosok yang ekstra original dan tidak bisa digantikan oleh siapa pun hingga akhir waktu.
C. Beethoven, Sang Maestro Musik Klasik
Karya-karya Beethoven tak pernah mati hingga kapanpun. Karya-karyanya selalu dipentaskan ketika pertunjukan orkestra ataupun recital piano dan lain sebagainya. Tidak hanya karyanya saja yang tetap abadi, namanya pun masih tetap dikenang sebagai maestro musik klasik dunia.
Ludwig Van Beethoven adalah seorang komponis musik klasik yang berhasil membawa pengaruh baru di dunia musik. Bahkan beberapa penerusnya pun terinspirasi Brahms, Wagner, Schubert dan Tchaikovsky, Berlioz, Gustav Mahler, Richard Strauss dan banyak lagi lainnya.
Di tengah-tengah kedukaannya karena kehilangan indera pendengaran, Beethoven masih menyempatkan diri untuk memberikan sumbangan bagi musik klasik dunia. Ia tidak pernah berhenti menyerah sedikitpun, lalu bagaimana dengan Anda? Bisakah Anda terus berkarya ketika Anda sedang mengalami sedikit halangan dalam karir Anda?
Karya-karya Beethoven tak pernah mati hingga kapanpun. Karya-karyanya selalu dipentaskan ketika pertunjukan orkestra ataupun recital piano dan lain sebagainya. Tidak hanya karyanya saja yang tetap abadi, namanya pun masih tetap dikenang sebagai maestro musik klasik dunia.
Ludwig Van Beethoven adalah seorang komponis musik klasik yang berhasil membawa pengaruh baru di dunia musik. Bahkan beberapa penerusnya pun terinspirasi Brahms, Wagner, Schubert dan Tchaikovsky, Berlioz, Gustav Mahler, Richard Strauss dan banyak lagi lainnya.
Di tengah-tengah kedukaannya karena kehilangan indera pendengaran, Beethoven masih menyempatkan diri untuk memberikan sumbangan bagi musik klasik dunia. Ia tidak pernah berhenti menyerah sedikitpun, lalu bagaimana dengan Anda? Bisakah Anda terus berkarya ketika Anda sedang mengalami sedikit halangan dalam karir Anda?
Don't stop, never give up
Hold your head high and reach the top
Let the world see what you have got
Bring it all back to you
Hold your head high and reach the top
Let the world see what you have got
Bring it all back to you
Artinya
Jangan pernah berhenti, jangan pernah menyerah
Tegakkan kepalamu hingga mencapai puncak
Biarkan dunia melihat apa yang Anda sudah dapatkan
Bawalah kembali semua itu kepada Anda
(S Club 7 - Bring It All Back To You)
Jangan pernah berhenti, jangan pernah menyerah
Tegakkan kepalamu hingga mencapai puncak
Biarkan dunia melihat apa yang Anda sudah dapatkan
Bawalah kembali semua itu kepada Anda
(S Club 7 - Bring It All Back To You)
Tak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Segala bentuk keterbatasan dalam diri seseorang bukanlah suatu alasan yang tepat untuk berhenti berprestasi. Ludwig Van Beethoven sendiri telah berhasil membuktikannya kepada dunia, lalu bagaimana kah dengan Anda?
Perfectionism is simply putting a limit on your future. When you have an idea of perfect in your mind, you open the door to constantly comparing what you have now with what you want. That type of self criticism is significantly deterring.
Artinya:
Kesempurnaan membatasi masa depan; pemikiran tentang menjadi sempurna menjadi awal proses membandingkan antara kenyataan dengan keinginan. Kritik diri semacam ini sangat tidak menguntungkan.
(John Eliot, Ph.D)
Kesempurnaan membatasi masa depan; pemikiran tentang menjadi sempurna menjadi awal proses membandingkan antara kenyataan dengan keinginan. Kritik diri semacam ini sangat tidak menguntungkan.
(John Eliot, Ph.D)
Kesempurnaan fisik bukan jaminan bagi seseorang untuk dapat berhasil sukses, tetapi keterbatasan fisik justru kadang membawa seseorang kepada keberhasilan dan sukses.
Who never tries can never win a price
(Aristoteles)
Artinya:
Orang yang tidak pernah berusaha melakukan sesuatu pekerjaan maka ia tak akan pernah berhasil.
Bangkitlah sekarang juga. Bukalah lembaran baru dan isilah lembaran baru tersebut dengan hal-hal yang menyenangkan dan bisa membangkitkan semangat Anda lagi. Jika Ludwig Van Beethoven saja bisa bangkit dari keterpurukannya dan berani menghadapi masa depan sebagai manusia baru, lalu mengapa Anda tidak mencobanya?
Orang yang tidak pernah berusaha melakukan sesuatu pekerjaan maka ia tak akan pernah berhasil.
Bangkitlah sekarang juga. Bukalah lembaran baru dan isilah lembaran baru tersebut dengan hal-hal yang menyenangkan dan bisa membangkitkan semangat Anda lagi. Jika Ludwig Van Beethoven saja bisa bangkit dari keterpurukannya dan berani menghadapi masa depan sebagai manusia baru, lalu mengapa Anda tidak mencobanya?
I know the price of success: dedication, hard work, and an unremitting devotion to think you want to see happen
Aku tahu harga kesuksesan: dedikasi, kerja keras, dan kesetiaan tanpa pamrih kepada hal-hal yang ingin anda wujudkan.
Frank Lyod Wright - Arsitek Amerika (1869 - 1959)
Frank Lyod Wright - Arsitek Amerika (1869 - 1959)
loading...